Dark Souls II, Anak Tiri Souls Series
sumber : darksouls.fandom.com |
Dark Souls 2, Anak Tiri Souls Series || Siapa yang tidak mengenal game dari pengembang FromSoftware yang satu ini? Ya sobat wawasanku pasti sudah tidak asing mendengarnya.
Yaitu Dark Souls merupakan RPG (Role Playing Game) yang sudah sangat terkenal tingkat kesulitannya bagi para penikmatnya.
Game garapan kedua setelah Demon’s Souls ini memang lebih terkenal.
Pasalnya Dark Souls dirilis di berbagai console game berbeda seperti Playstation 3, PC dan yang terbaru yaitu Dark Souls Remastered untuk Playstation 4dan Xbox One, juga untuk Nintendo Switch.
Berbeda dengan Demon’s Souls yang hanya dirilis exclusive untuk playstation 3. Kedua judul tersebut termasuk dalam rangkaian Souls Series.
Dark Souls Series
Dark Souls sendiri bercerita tentang pemain sebagai chosen undeadyang berkelana di dunia bernama Lordran, dimana dunia tersebut tinggal menunggu kehancurannya saja.
Maka chosen undead akan menentukan bagaimana kelanjutan Lordran.
Suksesnya game yang terbilang sulit ini sudah tidak bisa dipungkiri. Bagaimana tidak, dengan rentetan judul sequel yakni Dark Souls 2 : Scholar Of The First Sin, dan Dark Souls III.
Ditambah lagi serangkaian Downloadable Content (DLC) yang cukup menambah kesulitan dari game yang sudah sulit ini.
Namun diantara gemilang sukses seri Dark Souls, salah satu diantaranya menimbulkan banyak perdebatan apakah bisa termasuk game “Dark Souls” atau tidak.
Dark Souls Series Gameplay
Dark Souls merupakan game dari FromSoftware yang dibuat oleh Hidetaka Miyazaki dengan gameplay yang sangat menarik.
Control karakter dapat dikatakan mudah untuk dikendalikan, eksplorasi yang cukup luas, dan mengharuskan pemainnya belajar dari kesalahan yang telah dibuat.
Bonfire merupakan aspek utama yang dapat disebut sebagai Checkpointt karena apabila pemain telah sampai pada Bonfiremaka dapat mengisi ulang Health Point, Stamina, dan Estus Flask yakni item heal yang ada pada game ini.
Namun dengan beristirahat di Bonfire,musuh-musuh yang telah dikalahkan pun akan muncul kembali, kecuali boss dan NPC.
Dalam Dark Souls, pemainnya dapat mengalami dua bentuk dan keadaan, yakni Human dan Hollow.
Fungsi kedua bentuk tersebut berbeda dan berguna untuk menyelesaikan Quest dari NPC ataupun untuk PVP melawan pemain lain.
Setelah menyelesaikan game, pemain bisa menjelajahi dunia Lordran kembali dengan New Game Plus atau biasa disebut NG+.
Dalam NG+ ini, musuh yang ada akan dipersulit dengan moveset yang lebih “pintar” serta health point yang bertambah.
Cover Dark Souls II Sumber: wikipedia.com |
Dark Souls 2
Dilain sisi, Dark Souls 2 tidak dibuat oleh Hidetaka Miyazaki. Miyazaki hanya menjadi supervisor saja sedangkan pembuatan di direksi oleh Tomohiro Shibuya dan Yui Tanimura.
Dark Souls 2 walaupun merupakan sequel dari game sebelumnya, namun tidak ada kaitan cerita secara langsung dengan Dark Souls.
Game ini memiliki setting dimana pemain merupakan seorang manusia yang dihadiahkan sebuah kutukan menjadi Undead yang apabila tidak bisa bertahan, maka berakhir menjadi Hollow.
Sehingga pemain dibantu oleh Emerald Herald, yang merupakan salah satu NPC di awal game,
menyembuhkan kutukan ini dengan mencari 4 Souls dari The Old Ones.
Dark Souls 2 dikemas dengan gameplay mekanik yang sama dengan game sebelumnya, namun berbeda di beberapa bagian animasi karakternya.
Item yang ada tidak berbeda jauh dengan Dark Soulshanya saja, beberapa item untuk heal menggunakan mekanisme yang sedikit berbeda dengan Dark Souls.
Sudah begitu, mengapa tetap banyak perdebatan tersebut? Apakah hanya karena sedikit perbedaan dan tidak turun tangannya Miyazaki menjadikan Dark Souls II tidak sebaik Dark Souls?
Kritik Dark Souls 2
Beberapa bulan setelah rilis, beberapa user forum online membeberkan bagaimana pengalamannya bermain dan menyelesaikan Dark Souls II.
Sudah banyak yang mengatakan bahwa Dark Souls II terlalu “mudah” dan memaksa untuk “sulit”.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan faktanya bahwa penempatan musuh,
Boss Fight yang ada, dan Peta game yang dirasa tidak sebaik bahkan tidak sesulit game sebelumnya.
“Hukuman” yang diterima pemain juga tidak dirasa begitu signifikan terhadap gameplay yang dijalani.
Sebagai contoh, apabila secara tidak sengaja ataupun sengaja pemain membunuh NPC,
dapat dengan mudah dikembalikan dengan cara menggunakan item Bonfire Ascetic
dimana apabila digunakan, maka akan mengubah peta di sekitar bonfire termasuk musuh dan NPC menjadi keadaan NG+.
Namun tidak berlaku untuk seluruh peta, hanya di sekitar bonfire yang menggunakan bonfire ascetic tersebut.
Dengan begini, pemain dapat dengan mudah mendapatkan item yang diinginkannya dari NPC baik itu armor ataupun senjata, tanpa merusak jalannya gameplay.
Di game sebelumnya, apabila secara sengaja ataupun tidak sengaja membunuh NPC,
maka pemain yang ingin menyelesaikan quest NPC tersebut harus menyelesaikan permainan dan masuk ke NG+.
Selain itu, Dark Souls II juga memiliki fitur fast travel di bonfire walaupun beberapa tempat masih terkunci di awal gameplay.
Sedangkan pemain Dark Souls harus mengumpulkan 4 Lord Souls serta Lord Vessel untuk membuka fitur fast travel, sehingga setiap peta yang dilalui pemain lebih dirasakan kesulitannya.
Respon Dark Souls 2 Terhadap Kritikan
Karena beberapa kemudahan ini, serta kritik yang mulai bertebaran di internet,
Dark Souls II meluncurkan updatepada April 2015 dengan judul Dark Souls II : Scholar Of The First Sin.
Dimana dalam judul tersebut, terdapat 3 DLC yang sebelumnya terpisah yakni Crown of The Sunken King, Crown of The Old King, dan Crown of The Ivory King.
Selain itu, penempatan, jumlah, dan AI musuh juga sedikit direvisi dan dirombak.
Dengan begini, diharapkan Dark Souls II dapat memenuhi beberapa ekspektasi pemain yang sebelumnya kecewa.
Bukan jelek, ataupun rusak dan sebagainya, hanya saja beberapa kritik yang didukung fakta di dalam game menjadikan perdebatan untuk Dark Souls II.
Penghargaan Dark Souls 2
Namun game tersebut masih menyabet kategori Game Of The Year di Golden Joystick pada tahun 2014.
Memang dengan grafik dan tampilan yang lebih fresh dengan kesan cerah yang berbeda dari Dark Souls dapat menyejukan mata pemainnya sehingga tidak dipungkiri,
game ini masih dapat diterima dengan baik oleh gamers.
Score Review yang diterima juga rata-rata memuaskan dari CVG, EuroGamer, Edge, IGN, GameMaster, GameSpot dan lainnya.
Penulis sendiri termasuk fans game ini, dan setelah menyelesaikannya, walaupun berbeda dari Dark Souls yang pertama, tetap saja ada keunikan tersendiri di game ini.
Bagaimana sobat wawasanku? Pada artikel ini bukan memfokuskan bahwa Dark Souls II ini jelek ataupun tidak bagus, namun bagaimana agar sobat wawasanku menanggapi review yang biasanya kurang memuaskan.
Bila ada tambahan dari yang diatas, bisa sobat tambahkan di kolom komentar. Sampai jumpa di artikel berikutnya
Referensi: Wikipedia.com, ign.com
Post a Comment for "Dark Souls II, Anak Tiri Souls Series"